HASTA BRATA
Thomas Wiyasa Bratawijaya
Editor memilih bab IX dari buku "Mengungkap dan Mengenal BudayaJawa"
karya Thomas Wiyasa Bratawijaya, yang berjudul "Kepemimpinan Hasta Brata"
Sebagai penambah khasanah bahwa nilai-nilai luhur kepemimpinan sebenarnya
telah menjadi bahan pemikiran orang, apa pun bangsa dan tradisinya.
Semoga bermanfaat. [Editor]
Sifat dasar kepemimpinan ini selalu dilaksanakanoleh Sri Rama, raja Pancawati,
yang disebut "Hasta Brata". Hasta artinya delapan. Brata artinya perilaku atau sifat.
Delapan sifat kepemiminan tersebut adalah:
1. Sifat MATAHARI, matahari mengeluarkan panas,penuh energi dan memberi sarana untuk hidup.
Seorang pemimpin harus mampu memberi motivasi, semangat,kehidupan dan kekuatan
kepada seluruh anak buahnya.
2. Sifat BULAN, bulan bentuknya bulat indah, menarikhati dan bersifat menerangi di dalam kegelapan.
Seorang pemimpin harus dapat menyenangkan,menarik hati dan memberi terang kepada anak buahnya.
3. Sifat BINTANG, bintang mempunyai bentuk indah dan menjadi hiasan langit di waktu malam,
serta alat penunjuk arah. Seorang pemimpin harus dapat memberi petunjuk, pengarahan dan
bimbingan agar anak buahnya mampu menyelesaikan tugas dengan baik.
Bintang adalah lambang ingat dan mengabdikepada Tuhan. Seorang pemimpin harus bertaqwa
kepadaTuhan.
4. Sifat ANGIN, angin mempunyai sifat dapat mengisi setiap ruang yang kosong.
Seorang pemimpin harus bertindak cermat dan teliti serta tidak segan-segan terjun langsung
ke masyarakat. Selain itu, agar mampu membawa suasana menyenangkan.
5. Sifat API, api bersifat membakar apa saja yang bersentuhan dengannya dan tegas.
Jadi seorang pemimpin harus mampu bertindak tegas dan adil tanpa pandang bulu.
Di samping tegas, seorang pemimpin harus mempunyai prinsip konsisten serta dapat
menahan emosi atau mengendalikan diri.
6. Sifat MENDUNG, mendung bersifat menakutkan,berwibawa, tetapi setelah berubah menjadi air
atau hujan, dapat menyegarkan semua makhluk hidup.Seorang pemimpin harus menjaga
kewibawaan dengan berbuat jujur, terbuka dan memberikan yang bermanfaat bagi anak buahnya.
7. Sifat SAMUDERA, samudera mempunyai sifat luas dan dapat menampung apa saja yang masuk
ke dalamnya. Juga bersifat rata.Jadi seorang pemimpin harus mempunyai pandangan luas,
adil, mampu menerima berbagai macam persoalan,tidak boleh pilih kasih, dan
membenci golongan apapun. Di samping itu,seorang pemimpin harus berbesar jiwa
dengan memaafkan kesalahan orang lain.
8. Sifat BUMI, bumi mempunyai sifat teguh, sentosa dan apa yang ditanam akan menghasilkan
yang bermanfaat untuk kehidupan. Jadi seorang pemimpin harus berteguh hati dan selalu mampu
meberi anugerah kepada siapa saja yang berjasa.
PERAN KEPEMIMPINAN HASTA BRATA
Berbagai peran yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin agar mendapat dukungan secara mantap
dan bertahan lama, hendaknya berpegang pada sifat kepemimpinan yang dijalankan oleh Sri Rama
yang disebut Hasta Brata tadi.Seorang pemimpin harus dapat menjadi perhatian.
Bila kepemimpinannya tidak baik, tidak jujur dan berbuat korupsi jelas tidak mungkin dan
tidak perlu menjadi panutan. Perilaku pemimpin Jawa yang dapat menjadi panutan
haru smampu berperan atau berfungsi sebagai :
1. Komandan. Pemimpin harus mampu memerintah anak buahnya, bertindak tegas dan berani tampil
ke depan. Ia harus berdisiplin diri sebelum mendisiplinkan anak buahnya, memberi arahan dan
perintah disertai dengan petunjuk dan pedoman yang jelas.
2. Pelopor. Pemimpin harus kreatif, penuh inisiatif dan bila perlu tampil kedepan untuk membuka jalan
dan mengatasi masalah yang timbul. Sebagai pelopor, pemimpin harus memiliki intelegensi
yang cukup tinggi, cakap dan pandai mengatur strategi.
3. Bapak. Seorang pemimpin harus bijaksana dan adil.Pemimpin harus mengayomi
anak buahnya, memberi harapan kehidupan yang bahagia dan menjamin kesejahteraan seluruh
anak buahnya. Pemimpin harus mampu menciptakan suasana tenang, tentram dan damai
sehingga anak buahnyadapat melaksanakan tugasnyadengan baik. Selain itu harus dapat
membimbing anak buahnya agar dapat mandiri dan bekerja benar.
4. Ibu. Seorang pemimpin harus memiliki rasa kasih sayang. Ia harus dapat menampung aspirasi,
keluhan, laporan dan informasi dari anak buahnya untuk dianalisa sebagai bahan pertimbangan
dalam mengambil keputusan.
5. Guru. Seorang pemimpin dituntut mampu memberikan pendidikan, pengajaran dan pelatihan pada
anak buahnya guna kaderisasi.Guru merupakan sumber ilmu, karenanya seorang pemimpin harus
selalu belajar agar ilmu pengetahuannya berkembang dan mempunyai visi yang jauh ke depan.
Sebagai guru, seorang pemimpin harus sabar dan dapat menilai secara obyektif hasil karya
anak buahnya.
6. Pandita. Seorang pemimpin harus taat dalam menjalankan ibadahnya dan mendorong anak buahnya
untuk melaksanakan ibadahnya sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
Pemimpin harus menanamkan moral, nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku.
7. Sahabat. Seorang pemimpin tidak perlu menjaga jarak dengan menjauhkan diri dari anak buahnya.
Sebagai sahabat, seorang pemimpin harus memiliki keakraban, tenggang rasa, berdialog dalam
memecahkan masalah yang terjadi.Dengan keakraban, anak buah merasa dihargai sehingga
timbul motivasi untuk bekerja lebih giat dan bersemangat.
8. Satria. Seorang pemimpin harus melindungi dan mau berkorban demi kebahagiaan anak buahnya.
Yang terpenting dari seorang satria adalah rasa malu untuk berbuat curang, menyeleweng,
melakukan korupsi dan menyalahgunakan wewenang.Inilah yang perlu dikembangkan sebagai
peminpin panutan.
TRILOGI KEPEMIMPINAN
Trilogi kepemimpinan ini sudah kita ketahui bersama,yaitu ajaran Ki Hadjar
Dewantara yang sangat pouler. Namun demikian dalam tulisan ini perlu saya
ungkap secara sederhana. Isi trilogi tersebut adalah:
1. Ing ngarsa sung tuladha, artinya sebagai seorang pemimpin harus dapat memberikan teladan
baik terhadap anak buahnya yaitu dengan cara berdisiplin,jujur, penuh toleransi dan bertindak adil.
2. Ing madya mangun karsa, artinya dalam melaksanakan tugas bersama-sama anak buahnya,
seorang pemipmpin harus mampu memberikan motivasi agar anak buahnya senang melaksanakan
tugas dengan baik. Pemimpin tidak hanya memerintah saja tetapi ikut melaksanakan tugas
bersama-sama dengan anak buahnya agar sasaran dan tujuan bersama dapat tercapai dengan
baik dan memuaskan.
3. Tut wuri handayani, artinya seorang pemimpin harus bisa mendelegasikan wewenang sesuai dengan
kemampuan anak buahnya.Pemimpin harus memberikan kepercayaan penuh pada anak buahnya.
Selama anak buahnya mampu melaksanakan tugas dengan baik, penui dedikasi dan tanggung jawab,
maka pemimpin tinggal merestui saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar